Penerapan forecasting dan perencanaan bisnis merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan. Melakukan beberapa jenis forecasting, seperti market forecasting, sales forecasting, economy atau financial forecasting, technology forecasting, dan demand forecasting memiliki dampak besar terhadap efisiensi dan efektifitas proses bisnis.
Salah satu forecasting yang cukup krusial bagi pengembangan bisnis yaitu demand forecasting, yang merujuk pada segala upaya perusahaan untuk dapat memprediksi atau memperkirakan permintaan pelanggan. Dengam melakukan demand forecasting secara akurat, perusahaan akan lebih mudah untuk menentukan perencanaan dan pengelolaan permintaan konsumen.
Pengertian Demand Forecasting Accuracy
Demand forecasting merupakan sebuah teknik atau proses untuk memperkirakan permintaan konsumen terhadap produk atau layanan selama periode waktu tertentu di masa yang akan datang.
Hasil dari perkiraan ini mengacu pada riwayat data dan informasi lain terkait produk atau permintaan yang berguna dalam perencanaan bisnis. Misalnya, keputusan dalam menentukan lokasi pabrik, jumlah produk yang akan perusahaan produksi, strategi penetapan harga, dan pengelolaan stok barang dalam gudang.
Selain itu, data perkiraan permintaan juga dapat digunakan untuk melakukan analisis ekonomi dan memprediksi perilaku konsumen. Sehingga, perusahaan dapat menciptakan produk yang tepat bagi kebutuhan konsumen dengan tetap menjaga pengelolaan stok barang secara optimal.
Manfaat Demand Forecasting Accuracy bagi Pengelolaan Stok Barang
Dengan hasil data perkiraan permintaan, perusahaan dapat mengambil keputusan terkait harga dan mengetahui potensi pasar berdasarkan informasi data yang akurat. Sehingga, perusahaan dapat mengoptimalkan pengguaan biaya operasional bisnis, pengelolaan stok barang, meningkatkan kepuasan pelanggan serta keuntungan bisnis.
Selain itu, terdapat beberapa manfaat dari penerapan demand forecasting bagi perusahaan, diantaranya yaitu :
Mengoptimalkan manajemen gudang dan pengelolaan stok barang.
Meningkatkan pertumbuhan bisnis.
Mempermudah proses identifikasi tren musiman dan peluang bisnis secara akurat.
Mengoptimalkan perencanaan dan penggunaan seluruh biaya dalam bisnis.
3 Jenis Demand Forecasting
Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis demand forecasting berdasarkan faktor-faktor tertentu. Berikut 3 jenis demand forecasting :
Passive and Active Demand Forecasting
Perkiraan permintaan pasif merupakan jenis demand forecasting yang mengandalkan riwayat data penjualan sebagai acuan penyusunan prediksi permintaan di mendatang. Jenis perkiraan ini belum memperhitungkan faktor eksternal apa pun yang dapat memengaruhi permintaan.
Selain itu, jenis ini mengasumsikan bahwa penjualan tahun ini akan kurang lebih sama dengan penjualan tahun lalu. Sehingga dalam penerapannya, jenis passive demand forecasting paling cocok untuk bisnis yang berfokus pada stabilitas bisnis
Sedangkan jenis perkiraan permintaan aktif merupakan jenis forecasting yang menggunakan teknik seperti riset pasar dan pengumpulan data. Jenis ini juga memperhitungkan faktor eksternal yang dapat memengaruhi permintaan.
Active Demand forecasting juga membutuhkan analisis pelanggan beserta perilakunya, analisis produk, analisis risiko, dan analisis pasar secara keseluruhan. Sehingga, pendekatan ini umumnya digunakan pada bisnis yang sedang mengalami fase pertumbuhan.
Short-term and Long-term Demand Forecasting
Short-term demand forecast merupakan jenis perkiraan permintaan yang digunakan untuk memprediksi permintaan selama periode waktu yang singkat. Jenis forecasting ini umumnya digunakan untuk mengambil kebijakan terkait supply chain, produksi, dan jenis pemasaran.
Berbeda halnya dengan long-term demand forecasting yang digunakan untuk memprediksi permintaan dalam jangka waktu panjang. Umumnya perkiraan permintaan jenis ini digunakan untuk membuat keputusan tentang peluang pengembangan perusahaan, product roadmap, dan potensi pasar.
Macro and Micro Demand Forecasting
Terakhir, macro dan micro demand forecasting merupakan perkiraan permintaan yang memperhitungkan faktor ekonomi, baik makro dan mikro dalam memprediksi permintaan konsumen.
Secara singkat, faktor ekonomi makro merupakan faktor yang mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan, seperti suku bunga dan gross domestic product (GDP). Sedangkan faktor ekonomi mikro adalah faktor yang mempengaruhi industri atau pasar tertentu, seperti kepercayaan konsumen (customer advocacy) dan biaya bisnis.
Terapkan Jenis Demand Forecasting pada Proses Pengelolaan Barang Dengan Aplikasi Gudang Prieds.
Penerapan Aplikasi Gudang pada perusahaan berguna untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan stok barang. Selain itu melalui Aplikasi Gudang, perusahaan dapat memiliki data yang lengkap sehingga dapat menyusun Perkiraan Permintaan, atau Demand Forecasting. Dengan demand forecasting yang akurat, pengelolaan stok barang dapat berjalan dengan efisien, akurat dan efektif.
Sebagai startup penyedia Aplikasi Gudang yang menyediakan sistem pre-build dan kemampuan kustomisasi sesuai kebutuhan, Prieds Technology hadir sebagai solusi efisiensi pengelolaan dan manajemen perusahaan melalui integrasi antara hardware dengan software. Beragam fitur dari yang ditawarkan Aplikasi Gudang Prieds dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan agar pengelolaan dapat dilakukan dengan optimal.
Anda dapat mempelajari lebih lanjut terkait pengelolaan stok barang dan menyusun demand forecasting melalui konsultasi dengan tim ahli Prieds. Dapatkan manajemen gudang yang efektif dan efisien pada perusahaan Anda.
Comments