The ‘New Normal’
Kita semua pasti sudah mengetahui dampak yang diberikan oleh pandemi COVID-19. Dampak COVID-19 sangat mempengaruhi pada berbagai masalah kesehatan, keuangan, dan supply chain. Berbagai permasalahan ini dapat kita lihat tidak hanya di negara Indonesia tetapi di seluruh dunia. Dengan demikian, selama periode perubahan ini akan ada yang menang dan yang kalah dan kita juga perlu suatu inovasi bisnis baru pasca COVID-19.
Di satu sisi terjadi kesenjangan digital. Penggunaan video Zoom telah melonjak dari 20 juta / hari menjadi 300 juta / hari dalam satu kuartal. Lain halnya dengan bisnis travel yang mengalami penurunan sebesar 96%. Semua orang termasuk bisnis, organisasi, dan investor berusaha menavigasi perubahan yang sekarang terjadi. Bahkan sifat inovasi dan fungsi R&D juga sudah mulai berubah. Banyak studi yang melihat perubahan major dalam pekerjaan, gaya hidup, dan konsumsi.
Kebutuhan manusia tidak menghilang, tetapi ada pattern-pattern baru. Hal ini diamati oleh Professor Ikhlaq Sidhu, direktur dari Sutardja Center for Entrepreneurship and Technology dari UC Berkeley, USA. Beliau mengemukakan pendapat dalam webinar “Focus on Innovation that Matters” pada Selasa, 26 Mei 2020 lalu. Di dalam seminarnya, Prof. Sidhu mengemukakan tentang bagaimana jalan yang akan kita lihat ke depan. Beliau mengemukakan taktik dan strategi praktis agar bisnis dan organisasi dapat beradaptasi dan bagaimana memposisikannya di masa depan. Selain itu penting untuk melihat perilaku konsumen serta peran teknologi.
5 Hal Berikut Merupakan Inovasi Bisnis Pasca COVID-19
1. Ekonomi Work from Home
Sudah lebih dari 2 bulan semenjak mayoritas kantor di seluruh dunia, serta murid sekolah dan universitas harus belajar dan bekerja dari rumah. Work from home yang tadinya hanya diperbolehkan beberapa kantor saja, saat ini telah menjadi gaya hidup di era ‘new normal’. Diduga kedepannya, akan semakin banyak perusahaan yang mengadopsi Work from Home bagi karyawan.
“People stay at home, but digital presence travels the world.” Ikhlaq Sidhu
Photo by Thought Catalog on Unsplash
2. Perubahan Perilaku Konsumsi
Orang-orang yang tadinya belum terbiasa dengan e-commerce seperti Amazon, dipaksa untuk melakukannya selama kondisi ini terjadi. Amazon merekrut lebih dari 100,000 karyawan, disaat airlines mengalami bangkrut karena tidak ada travel yang terjadi. Selain itu, e-commerce yang tadinya lebih banyak digunakan untuk membeli barang sekunder, berubah menjadi barang primer. Rumah tangga membeli banyak kebutuhan makanan melalui e-commerce. Keputusan Amazon untuk mengakuisisi Whole Foods pada tahun 2017 sungguh merupakan keputusan yang sangat tepat untuk kondisi saat ini.
Photo by rupixen.com on Unsplash
3. Visa dan Imigrasi Kurang Relevan
Karena kondisi work from home ternyata bisa menjadi efektif, bisnis akan lebih banyak dilakukan dengan pertemuan online. Untuk melakukan hal-hal seperti tanda tangan dan approval dokumen pun, akan berubah menjadi online. Hal ini pun terbukti dengan peningkatan sales untuk modul Document Management System dari Prieds Technology selama masa pandemi karena akan memudahkan pengaturan dokumen perusahaan.
4. Value of Space
Kemungkinan kantor-kantor akan memperkecil ruangan untuk mengurangi cost untuk space yang mahal bagi karyawan. Bahkan, Twitter dan Facebook mengemukakan bahwa mereka akan memberlakukan work from home selamanya. Hal ini juga menjadi pertanyaan, bagaimana company culture akan terbentuk kedepannya?
5. Infrastruktur Digital
Saat ini, internet menjadi resource terbesar yang bisa dimiliki seseorang. Tanpa internet, manusia tidak akan bisa bertahan dengan kondisi saat ini. Oleh karena itu, segala bisnis yang didukung dengan infrastruktur digital akan naik. Manajemen bisnis juga harus bisa dilakukan secara online dan real time. Shopify, salah satu penyedia jasa bisnis online, mengalami kenaikan revenue sebesar 89.4%. Semua bisnis berlomba menggunakan sistem dan aplikasi ERP terbaik untuk mengatur keperluan bisnis. Penyedia jasa sistem ERP di Indonesia diantaranya adalah Prieds Technology untuk usaha menengah. Selain itu terdapat juga lini bisnis POS (Sistem Kasir).
Sistem ERP dari Prieds Technology untuk bisnis
Dengan kelima poin ini, bisnis harus dapat beradaptasi dan membuat planning yang tepat ke depannya. Hal ini tidak akan berlangsung beberapa bulan saja, tetapi akan mempengaruhi bisnis hingga setidaknya akhir tahun 2021.
Sudah siapkah Anda dan bisnis Anda?
Comments