Dalam proses produksi, jenis stok barang yang tersimpan secara sederhana dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu bahan baku, barang setengah jadi dan produk jadi atau dikenal dengan istilah finished goods.
Penting bagi perusahaan untuk memperhatikan dengan detail pengelolaan finished good. Melalui penerapan teknologi seperti sistem WMS, perusahaan dapat memantau proses gudang secara menyeluruh.
Definisi Finished Goods
Finished Goods atau produk jadi merupakan hasil akhir dari proses produksi dan stok barang siap untuk didistribusikan atau dijual kepada pengguna akhir. Setelah proses produksi selesai, perusahaan perlu memperhatikan penyimpanan dari jenis stok finished goods ini, karena jika tidak dikelola dengan baik maka akan mempengaruhi kualitas dan rentang waktu pakai.
Dalam proses warehouse management, jenis barang finished goods memiliki peran penting karena merupakan aset perusahaan yang memiliki nilai ekonomi dan berpotensi langsung mempengaruhi pendapatan. Maka dari itu, mengelola finished good perlu dilakukan dengan efisien dan teliti, untuk menghindari kendala pada produk jadi yang tersimpan dalam gudang.
Ciri-Ciri Finished Goods
Berikut beberapa karakteristik untuk dapat menandakan bahwa stok barang tersebut merupakan jenis finished good, yaitu:
Produk Akhir: Finished goods merupakan stok barang yang telah melewati seluruh proses produksi, termasuk perakitan, pengecekan kualitas, dan pengemasan.
Siap untuk Didistribusikan: Stok barang jenis ini berada dalam kondisi siap dikirim ke konsumen ataupun retailer tanpa memerlukan proses tambahan.
Peningkatan Nilai Barang: Finished goods seringkali memiliki nilai lebih tinggi dibanding bahan baku dan barang setengah jadi. Hal ini dikarenakan finished goods telah melewati seluruh rangkaian proses produksi.
Tantangan saat Mengelola Finished Goods dalam Gudang
Pengelolaan finished goods serupa dengan mengelola jenis stok barang lain dalam gudang. Jika proses pengelolaan tidak dipantau dan berjalan dengan baik, maka tentu akan terdapat beberapa tantangan dan hambatan yang akan mempengaruhi efisiensi pengelolaan finished goods. Berikut beberapa tantangan saat mengelola finsihed goods dalam gudang:
1. Overstock
Tantangan yang pertama dan umum terjadi yaitu ketika perusahaan menyimpan stok barang jadi yang berlebih, dan disebut dengan overstock. Dampak yang ditimbulkan dari overstock yaitu mengakibatkan biaya penyimpanan tinggi dan resiko barang tidak terjual.
2. Stockout
Keterbalikan dari overstock, permasalahan lain yang umum terjadi dalam pengelolaan barang yaitu stockout. Tantangan ini terjadi ketika perusahaan kekurangan stok finished goods, sehingga akan menyebabkan keterlambatan pengiriman dan kehilangan peluang penjualan.
3. Kerusakan Produk
Stok produk jadi dengan kondisi yang rusak selama penyimpanan atau pengiriman dapat mengurangi nilai produk dan menyebabkan kerugian. Hal ini disebabkan oleh proses penyimpanan yang tidak sesuai dengan standar, ataupun minimnya monitoring dalam proses penyimpanan.
4. Rotasi Produk
Kurangnya pengawasan ataupun ketidak akuratan dalam pencatatan stok barang dapat memicu terjadinya dead stock ataupun rotasi produk yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan kurangnya monitoring terhadap barang dengan masa berlaku pendek atau musiman, sehingga terlambat untuk terjual terlebih dahulu.
Strategi Pengelolaan Finished Goods
Penyimpanan finished goods dalam gudang memerlukan perhatian dan strategi khusus agar produk tetap dalam kondisi optimal hingga sampai kepada pengguna akhir. Beberapa tips penting dalam manajemen penyimpanan finished goods:
1. Lokasi Penyimpanan
Finished goods sebaiknya disimpan di area yang mudah diakses dalam gudang, seperti pada dispatch area atau ready-to-ship area. Lokasi penyimpanan yang dekat dengan zona pengemasan dan pengiriman akan mempermudah proses distribusi.
2. Pengaturan Inventory
Penerapan metode manajemen inventory yang sesuai kebutuhan perusahaan, seperti metode First-In-First-Out (FIFO) atau First-Expired-First-Out (FEFO), untuk mengefisiensi rotasi stok dan menghindari terjadinya kerusakan stok akibat terlalu lama disimpan.
3. Penerapan Sistem WMS
Untuk mempermudah monitoring proses pengelolaan finished good, perusahaan dapat menerapkan Sistem WMS. melalui teknologi ini, perusahaan akan memiliki visibilitas menyeluruh dan mampu untuk melacak lokasi, jumlah, dan status seluruh stok barang, seperti finished goods.
4. Memperhatikan Keamanan
Finished goods harus disimpan di area yang aman dari kerusakan, pencurian, atau kontaminasi. Perusahaan juga perlu memperhatikan kondisi penyimpanan, seperti memerlukan kontrol suhu, kelembaban, atau pencahayaan, tergantung pada jenis produk.
4. Pengemasan Produk dengan Baik
Finished goods atau produk jadi sebaiknya dikemas secara khusus yang mampu melindungi produk dari kerusakan selama penyimpanan dan pengiriman. Hal ini menjadi salah satu cara untuk mempertahankan kualitas produk.
Optimalisasi Pengelolaan Finished Goods dengan Sistem WMS Prieds
Sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan Sistem WMS, Prieds menghadirkan Software yang mampu membantu perusahaan untuk mempermudah pengelolaan finished good dengan optimal, serta meningkatkan visibilitas perusahaan terhadap seluruh operasional dalam gudang.
Melalui implementasi Sistem WMS Prieds, perusahaan dapat mengkonfigurasi sistem sesuai kebutuhan perusahaan, dan melakukan integrasi dengan sistem ataupun perangkat lain seperti RFID, sehingga dapat mengoptimalkan pengelolaan finished goods, meningkatkan visibilitas stok barang secara real-time serta mampu meningkatkan performa gudang melalui analisis data riwayat yang akurat.
Pelajari lebih lanjut terkait cara mengoptimalkan pengelolaan finished goods dengan Sistem WMS melalui konsultasi dengan tim ahli. Dapatkan sistem yang dilengkapi dengan fitur lengkap, keamanan terbaik dan kemudahan penggunan yang sesuai dengan kebutuhan pada perusahaan dengan Prieds.
Comments